xxxxx |
Keuntungan Pembangkit Listrik Tenaga Air dan Tenaga Mikrohidro jika dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain adalah lebih murah karena menggunakan energi alam, dan tidak menimbulkan pencemaran.
Jika dibandingkan dengan PLTA skala besar, beberapa keuntungan PLTMH ini adalah memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah terpencil dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit latihan, kemudian dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi dan perikanan serta dapat mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan sehingga ketersediaan air terjamin.
“Perancangan Jaringan Listrik Tegangang Rendah Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Desa Andungbiru Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo”
Abstrak
Penerapan PLTMH di desa-desa perlu didukung dengan pengetahuan yang cukup oleh penduduk setempat. Banyak masalah yang muncul akibat kurangnya pengetahuan penduduk, yaitu permasalahan pada jatuh tegangan akibat rugi pada saluran terlalu besar dan bahkan hal tersebut diperparah dengan pembagian beban yang tidak seimbang. Kasus tersebut terjadi di desa Andungbiru kecamatan tiris kabupaten Probolinggo. Karena akibat kurang didukungnya saluran listrik yang baik, tegangan yang masuk pada rumah pelanggan mengalami penurunan nilai tegangan (Voltage drop) akibat rugi yang terjadi di sisi saluran.Untuk meningkatkan kualitas listrik di desa Andungbiru yang lebih baik dari sebelumnya maka perlu dilakukan rekonfigurasi saluran dan penataan ulang beban untuk memperkecil jatuh tegangan. Kualitas listrik yang ingin dicapai adalah jatuh tegangan yang seminimal mungkin pada pelanggan dengan mengikuti standar PLN yaitu dengan nilai jatuh tegangan maksimum sebesar 10% dari tegangan nominal 220V. Oleh karena itu sangat diperlukan suatu perancangan saluran yang memperhatikan nilai teknis yang berdasar pada PUIL 2000 dan standar PLN.
Perancangan dilakukan dengan menggunakan analisis teknik topologi (teori graf) untuk jaringan radial. Nilai yang diamati adalah tegangan pada tiap titik beban dan rugi daya yang terjadi pada seluruh saluran. Tegangan pada titik beban terjauh dijaga agar tidak kurang dari 198 V (jatuh tegangan tidak boleh melebihi 10 % dari tegangan nominal 220 V).
Pendahuluan
Pada bulan Januari tahun 2012, PT. PGN (Persero) Tbk dan BPP Fakultas Teknik Universitas Brawijaya mendirikan PLTMH baru (PLTMH Andungbiru-2 16 kW) di desa Andungbiru yang diletakkan sejajar dan disamping PLTMH lama (PLTMH Andungbiru-1 30kW). PLTMH tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akan energi listrik di desa Andungbiru yang terus bertambah. Generator pada PLTMH Andungbiru-1 dan Andungbiru-2 masih bekerja secara terpisah, oleh karena itu setiap generator memiliki jaringan listrik masing-masing atau dengan kata lain tidak terinterkoneksi antara satu dengan yang lain.
Untuk meningkatkan kualitas listrik di desa Andungbiru yang lebih baik dari sebelumnya maka perlu dilakukan rekonfigurasi saluran dan penataan ulang beban untuk memperkecil jatuh tegangan. Kualitas listrik yang ingin dicapai adalah jatuh tegangan yang seminimal mungkin pada pelanggan dengan mengikuti standar PLN yaitu dengan nilai jatuh tegangan maksimum sebesar 10% dari tegangan nominal 220V. Oleh karena itu sangat diperlukan suatu perancangan saluran yang memperhatikan nilai teknis yang berdasar pada PUIL 2000 dan standard PLN.
Untuk mengetahui keadaan jaringan pada pengoperasian normal digunakan suatu analisa yang disebut analisa aliran daya. Dengan analisa aliran daya ini akan dapat diketahui besar tegangan, jatuh tegangan, arus dan daya pada penghantar serta rugi-rugi yang terjadi pada jaringan. Metode yang digunakan dalam proses analisa aliran daya ini adalah metode teknik topologi. Metode ini hanya dapat digunakan pada jaringan distribusi radial.
Kesimpulan
Beban pada masing-masing fasa yang harus seimbang menuntut untuk penggunaan kabel yang banyak, tetapi penggunaan jaringan listrik yang terpisah setiap fasanya ternyata cukup efektif dalam meminimalisir penggunaan kabel penghantar terutama pada kondisi pegunungan dan pedesaan yang titik beban tidak terbagi dengan rata. Hal tersebut dikarenakan jalur jaringan dapat diatur sedemikian rupa tanpa bergantung pada jaringan fasa yang lain sehingga pembagian beban dan penggunaan kabel dapat dilakukan dengan lebih efisien.Jenis penghantar yang digunakan pada jaringan listrik sangat berperan besar dalam memberikan rugi-rugi dan mengakibatkan jatuh tegangan pada titik beban, oleh karena itu penerapan pembagian beban dan pemilihan jenis penghantar yang tepat sangat dibutuhkan untuk mengurangi rugi-rugi yang diakibatkan oleh proses penyaluran energi listrik. Hasil perancangan ini menunjukan bahwa dengan menggunakan luas penampang yang tepat dan pengaturan tata letak jaringan sesuai dengan standar PLN dan PUIL 2000, dapat menurunkan jatuh tegangan dari 36,46 % menjadi hanya sebesar 2,5 % dengan rugi yang ditanggung saluran turun dari 3874,91 Watt menjadi hanya 400,86 Watt (berkurang 89,65% dari total rugi saluran pada jaringan lama) .
Saran
Hasil perancangan PLTMH ini perlu dioptimasikan untuk mendapatkan sistem jaringan yang lebih efsisien dan masih diperlukannya pembahasan mengenai nilai ekonomis untuk menunjukkan apakah perancangan tersebut dapat secara realistis diaplikasikan untuk pedesaan dengan memperhatikan aspek-aspek ekonomi.Disadur dari :
MAKALAH
“Perancangan Jaringan Listrik Tegangang Rendah Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Desa Andungbiru Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo”
DZULHIDWANDARUSADI
Mahasiswa Teknik Elektro
Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail: dzulhid@gmail.com